BUAHBUAH KEIKHLASAN DALAM MENUNTUT ILMU. "Barang siapa yang ikhlash di dalam menuntut ilmu, niscaya (ilmu tersebut) akan bermanfaat bagi hamba-hamba Allah, dan dirinya. Alkhumul_ (ketidaktenaran) lebih ia cintai dari _attathaawul_ (ketenaran). Yang demikian itu akan menambah pada dirinya kerendahan (hati), bersungguh-sungguh dalam beribadah loading...Al-Quran dan hadis adalah sumber ilmu dan pengetahuan yang merupakan wasiat dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Foto istimewa Seorang perempuan yang cerdas akan menjadi pendamping yang hebat bagi suaminya kelak, yang dapat mengantarkan pasangannya itu untuk memenuhi kewajiban dengan sebaik-baiknya. Dengan kedalaman ilmu pula, ia akan dapat mendidik anak-anaknya menjadi pribadi-pribadi baik dan berkualitas, terutama dalam membela agama Allah. Baca Juga Kenapa Islam menganjurkan kaum perempuan harus menuntut ilmu, terutama ilmu agama? Karena ilmu adalah termasuk rukun yang sangat penting untuk membenarkan iman. Sedangkan iman itu sendiri adalah puncak dari agama ini. "Ringkasnya kedudukan ilmu pada keimanan itu seperti kedudukan ruh pada tubuh manusia. Inti kehidupan bagi tubuh manusia adalah keberadaan ruh. Maka seperti itulah, inti kehidupan bagi iman adalah keberadaan ilmu,"tulis Ustadz Abdullah Taslim, era perkembangan arus informasi dan teknologi yang pesat,tidak dapat dipungkiri banyak sumber-sumber pengetahuan yang tidak baik dan bahkan dapat menjerumuskan pada kesesatan. Untuk itulah,perempuan muslimah juga dituntut untuk dapat kritis dalam belajar dan menuntut itu perempuan muslimah perlu untuk selalu melihat kebenaran dari ilmu atau informasi yang diperoleh dengan merujuk pada siapakah yang menyampaikan informasi tersebut, bagaimana latar belakang keilmuan yang dimilikinya, dan yang terpenting apakah informasi atau ilmu yang disampaikannya sesuai dengan sumber ilmu utama kita yaitu Al-Qur'an dan hadis . Baca Juga Al-Qur'an dan hadis adalah sumber ilmu dan pengetahuan yang merupakan wasiat dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Beliau bersabda; “Aku tinggalkan ditengah-tengah kalian dua perkara. Selama kalian berpegang teguh dengan keduanya tidak akan tersesat selama-lamanya, yaitu Kitabullah Al-Qur’an dan Sunnahku hadis.”HR. Malik, Al-Hakim dan Baihaqi.Selain Al-Qur'an dan hadis, perempuan muslimah dapat belajar dari sumber lain seperti Sirah Rasulullah, Sirah Para Shahabat dan Shahabiyah, Sirah Nabawiyah, dan Kitab-Kitab Ulama Klasik. Sumber-sumber ilmu tersebut akan memperkaya pengetahuan agama. Bila perlu, muslimah juga dapat mengikuti atau mendengar majelis-majelis ilmu, yang banyak tersebar luas di era sekarang. Bisa melalui media sosial, radio atau juga televisi dengan berbagai tema kajian baik tadabur Quran, sirah dan lainnya akan memudahkan kita untuk juga dengan mencari sumber-sumber ilmu yang terpercaya dari buku-buku, dari internet atau dari sahabat yang sering menghadiri majelis-majelis ilmu. Tentu, alangkah baiknya jika sesekali menyempatkan hadir pada majelis-majelis ilmu tersebut, entah sendiri atau mungkin bersama keluarga. Jika kita masih sempat untuk pergi ke pusat-pusat perbelanjaan sekadar berkumpul bersama sahabat atau keluarga, cobalah sesekali berubah haluan untuk pergi menghadiri pengajian yang diadakan di sekitar rumah. Baca Juga "Ketika sudah biasa, kita akan merasakan nikmatnya menuntut ilmu di majelis-majelis ilmu dan bertemu sahabat-sahabat baru yang selalu mengajak pada kebaikan dan mempelajari hal-hal yang sebelumnya belum diketahui. Bahkan, bisa jadi mengkaji dan menghadiri majelis-majelis ilmu ini, suatu saat akan menjadi kebiasaan dan gaya hidup baru kita sebagai perempuan muslimah,"tutur dai asal Jakarta Menuntut Ilmu Bagi MuslimahDirangkum dari beberapa sumber, untuk dapat memperoleh ilmu yang bermanfaat, ada adab-adab dalam menuntut ilmu yang sebaiknya kaum perempuan muslimah lakukan, niat menuntut ilmu karena Allah Ta’ ilmu yang dalam menuntut ilmu Baca Juga Seperti diungkapkan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dalam sabdanya “Sesungguhnya ilmu yang diperoleh dengan sungguh-sungguh belajar, dan sikap sabar penyantun diperoleh dengan membiasakan diri untuk sabar. Barangsiapa yang berusaha keras mencari kebaikan maka ia akan memperoleh kebaikan dan barangsiapa yang menjaga dirinya dari kejelekan kejahatan maka ia akan dilindungi Allah dari kejelekan kejahatan.” Diriwayatkan oleh Ibnul Jauzi dalam al’ilal mutanaahiyah dari Abu Hurairah radiyallahu anhu diri dari dosa dan maksiatImam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan dalam kitabnya ad-Daa’ wad Dawaa´ bahwa seseorang tidak mendapat ilmu disebabkan dosa dan maksiat yang dilakukannya. Dosa yang paling besar adalah syirik dan durhaka kepada orangtua. Serta dosa-dosa besar lainnya, seperti makan harta orang lain, utang tidak dibayar, muamalah riba, minum khamr, makan dan minum dari usaha yang haram, membuka aurat di depan yang bukan mahramnya, dusta, ghibah, dan memfitnah seorang muslim. Termasuk sulit untuk menahan gerak dengan baik ilmu yang disampaikan
Halini akan didapati bagi orang yang bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Sebab, ilmu tersebut bukan hanya bermanfaat untuk dirinya, tapi juga untuk orang lain. Sebagai pelajar kita tidak boleh malas dan lelah dalam menuntut ilmu. Karena masa depan kita ditentukan oleh diri kita saat ini. Tuntutlah ilmu, disaat kamu miskin ia akan menjadi
Seorang penuntut ilmu syar’i, wajib baginya untuk bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Tidak boleh bagi para penuntut ilmu bermalas-malasan dalam mencarinnya. Kita akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat – dengan izin Allah – apabila kita bersungguh-sungguh dalam menuntutnya. Seorang penuntut ilmu harus selalu hadir di majelis ilmu dan berusaha agar datang lebih awal di majelis tidak boleh terlambat, karena menuntut ilmu lebih penting dari amal-amal sunnah dan wajib kifayah. Penuntut ilmu harus bersungguh-sungguh, sebab tanpa kesungguhan kita tidak akan memperoleh ilmu yang bermanfaat. Iklan Imam asy-Syafi’I pernah mengatakan dalam syairnya, أخي لن تنل العلم إلأبستة سأ نبيك عن تفصيلها يبيان ذكاء, وحرص, وجتهاد, وبلفة وصحبة أستاذ, وطول زمان Saudaraku, engkau tidak akan mendapat ilmu, melainkan dengan enam perkara Ku kabarkan kepadamu rinciannya dengan jelas Kecerdasan, kemauan keras, bersungguh-sungguh dan bekal yang cukup Bimbingan ustadz, dan waktunya yang lama Seorang penuntut ilmu wajib bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, seseorang tidak mungkin mendapat ilmu dengan santai. Yahya bin Abi Katsir berkata, لايستطاع العلم براحة الجسم ’Ilmu tidak akan didapat dengan tubuh yang dimanjakan santai.’’ Rasullullah صلى الله عليه وسلم bersabda, انما العلم بالتعلم. والحلم بااتحلم, ومن يتحرالخيريعطه, ومن يتوف الشريوفة ’Sesungguhnya ilmu diperoleh dengan sungguh-sungguh belajar, dan sikap sabar. Barang siapa yang berusaha keras mencari kebaikan maka ia akan memperoleh di berikan kebaikan, dan barang siapa yang menjaga dirinya dari kejelekan kejahatan maka ia akan dilindungi Allah dari kejelekan kejahatan.’’ Dan seorang penuntut ilmu juga harus menjauhkan diri dari dosa dan maksiat dengan bertakwa kepada Allahعزّوجلّ . Imam Ibnul Qayyim رحمه الله menjelaskan dalam kitabnya ad-Daa’wud Dawaa’ bahwa seseorang tidak mendapatkan ilmu disebabkan dosa dan maksiat yang dilakukannya. Seseorang terhalang dari ilmu yang bermanfaat disebabkan banyak melakukan dosa dan maksiat. Seorang muslim dan muslimah harus menjauhi dosa-dosa besar, apalagi ia seorang penuntut ilmu, oleh sebab itu kita harus menjauhi dosa dan maksiat, dosa yang paling besar adalah syirik, durhaka kepada orang tua, melakukan bid'ah, kemudian menjauhkan dosa dosa besar lainnya, seperti memakan harta orang lain, hutang tidak di bayar, muamalah riba, dengan berbagai macam caranya diantaranya bunga bank, renten, dsb, minum khamr, narkoba, merokok, melakukan ghibah, menggunjing, menuduh seorang muslim dengan tuduhan yang tidak benar, memfitnah seorang muslim, dan lain sebagainya. Dan seorang penuntut ilmu juga harus beradab terhadap ustadz/syaikh atau guru, salah satunya adalah mendengarkan baik-baik pelajaran yang disampaikan ustadz, syaikh atau guru. Kita di perintahkan mendengarkan dengan baik secara seksama, dan mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang mendengarkan yang baik-baik dan mengikuti yang terbaik. Ada diantara penuntut ilmu syar’i yang rajin menghadiri majelis-majelis ilmu, namun ia tidak mendengarkan pelajaran yang disampaikan dengan penuh perhatian sehingga keadaan ia pulang dari majelis ilmu itu sama dengan keadaanya ketika ia mendatanginya, yaitu pulang dengan tidak membawa ilmu syar’i yang sudah disampaikan. Bahkan ada di antara mereka yang telah menghadiri majelis ilmu selama bertahun-tahun tetapi tidak mendapatkan ilmu dan tidak ada perubahan. Para salafush shalih adalah manusia yang sangat antusias terhadap ilmu. Apabila seorang syaikh atau guru menyampaikan pelajarannya, mereka pun mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Ketika belajar dan mengkaji ilmu syar’i kita tidak boleh berbicaea yang tidak bermanfaat, tanpa ada keperluan, dan tidak ada hubungan dengan ilmu syar’i yang disampaikan, tidak boleh ngobrol. Haruslah dibedakan antara majelis ilmu dan majelis yang lainnya; antara lain, apalagi yang disampaikan adalah ayat-ayat Allah dan Hadits-hadits Rasullullah. Ikuti tulisan menarik ksrrhan_ lainnya di sini. Search Ilmu Aura Badan Pagar Diri. Mandi Aura/Mandi Metafisis 15 makna ilmu ini yaitu untuk pembuangan sifat kesialan atau sengkolo yang menutup segala energi aura positif yang terdapat dalam Parung, Kab bisa dikirim Nglowong (Tidak makan dan tidak minum serta tidur tidak boleh lebih dari 3 jam sehari) selama 7 hari, dimulai hari Jum'at Pon dan pada Jum'at Kliwon patigeni sehari semalam

Kepentingan Etika menuntut ilmu1. Perkara dunia global semasa yang tidak dapat dielakkan di mana terdapat banyak masyarakat danpesanan sosial mestilah berakhlak. Akhlak sebagai cara berfikir yang pragmatic menguruskanbahagian moral manusia hubungan, ia tidak dapat diasingkan dari kewujudan kita bertanya apa yang betul dan apakita harus lakukan. Akhlak adalah susunan kualiti danperaturan dan ia menentukan masyarakat yang diberikan atauberkumpul, itu adalah tingkah lakuetika dalam masyarakat tertentu. Akhlak memaparkan hubungan manusia itu sendiri, itu adalahpenyelidikan mengenai perasaan hidup dan apa yang betul dan yang paling pentingdibuat oleh Immanuel Kant dan empat pertanyaannya Apa yang boleh saya tahu? Apa idea yangbaik untuk saya lakukan? Apa yang boleh saya percayai? Apa itu manusia?.12. Membawa imej yang baik dan sihat untuk dicontohi oleh seluruh masyarakat samada di dalamMalaysia mahupun luar negara. Imej amat penting untuk kita sebagai rakyat Malaysia lebih-lebihlagi jika seseorang itu beragama islam. Imej adalah perkara pertama manusia masa kini akanlihat. Tidak jauh jika ingin mengatakan Imej adalah cerminan adab kita. Sebagaimana seorangahli teologi dari Jordan, Dr Sheikh Saeed Fodeh mengakui dimana beliau kagum dengan akhlakdan adab pelajar-pelajar daripada Malaysia. Cukup berbeza jika ingin dibandingkan denganpelajar-pelajar Mesir yang lain. Kesan dari ini, kita mampu menarik lebih ramai tenaga pengajaruntuk mencurahkan bakti mengajar anak bangsa kita di Malaysia Etika dalam menuntut ilmu memainkan peranan yang penting dalam melahirkan pelajar yangsebenar-benarnya beretika dan bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, sebagaimana KisahImam Abu Hatim dengan anaknya, Imam Abdurrahman yang kedua-duanya ialah imam besardalam ilmu hadis pada kurun ketiga bertanya kepada Iman Abu Hatim, mengapaanak kamu begitu alim, lalu beliau menjawab Anakku belajar denganku di semua tempat, setiapmasa sampaikan jika aku masuk ke bilik mandi dia akan membaca dan belajar di luar bilikmandi”. Kisah menunjukkan adab menuntut ilmu adalah meluangkan masa sebaik mungkinsupaya berlaku penambahan ilmu tidak kira di mana pun berada. Ini menunjukkan nilai etikayang cukup tinggi bagi seseorang penuntut

Semogadari kajian ini kita dapat mengambil hikmahnya dan lebih bersungguh-sungguh lagi dalam menuntut ilmu dan mampu menggunakan waktu yang kita miliki seefektif dan seefesien mungkin. Gunakanlah kesempatan yang kita miliki karena tak banyak orang yang memiliki kesempatan yang sama dengan kita dan mari kita berlomba-lomba dalam kebaikan.
Arti Menuntut Ilmu, Kewajiban, serta Keutamaannya – Ilmu merupakan sebuah kunci akan segala kebaikan serta pengetahuan. Ilmu menjadi sebuah sarana untuk bisa menjalankan apa yang menjadi perintah Allah kepada kita. Tidak akan sempurna akan keimanan serta tak sempurna pula amal kecuali dengan keutamaan sebuah ilmu. Dengan ilmu Allah disembah, dengannya juga hak Allah dijalankan, serta dengan ilmu pula agama-Nya disebarkan. Hal ini yang sebuah membuat kebutuhan pada sebuah ilmu lebih besar serta dibandingkan kebutuhan pada makanan serta minuman, sebab pada keberlangsungan agama serta dunia bergantung dengan ilmu. Manusia akan lebih memerlukan ilmu daripada sebuah makanan juga minuman. Karena pada makanan dan juga minuman hanya dibutuhkan sebanyak dua hingga tiga kali sehari, sedangkan ilmu terus diperlukan pada setiap waktunya. Sebagian dari antara kita mungkin bisa menganggap bahwa dalam hukum menuntut ilmu agama hanya sekadar sunnah, yang artinya akan mendapat pahala untuk mereka yang melakukannya serta tidak akan berdosa bagi siapa saja yang meninggalkannya. Padahal ada terdapat banyak beberapa kondisi di mana dalam hukum menuntut ilmu agama adalah wajib untuk setiap Muslim fardhu ain sehingga berdosalah untuk mereka orang yang meninggalkannya. Pengertian Menuntut IlmuKewajiban Menuntut Ilmu Hukum dalam Menuntut Ilmu Fardu kifayahFardu AinAdab menuntut ilmu dalam IslamKeutamaan Menuntut Ilmu1. Ilmu adalah warisan para Nabi2. Menuntut ilmu merupakan sebuah jalan menuju surga3. Allah SWT Akan Meninggikan Derajat4. Allah SWT Ingin Memberi Kebaikan5. Manfaat yang akan terus mengalir walaupun sudah meninggalRekomendasi Buku & Artikel Terkait Kategori Ilmu Berkaitan Agama IslamMateri Agama Islam Pengertian Menuntut Ilmu Menuntut ilmu memiliki arti ikhtiar atau sebuah usaha dalam mempelajari sebuah ilmu, baik ilmu dunia maupun ilmu akhirat dengan tujuan agar ilmu tersebut dapat bermanfaat untuk dirinya dan juga untuk orang lain. Ilmu dunia berfungsi untuk memudahkan dalam hidup di dunia, sedangkan untuk ilmu akhirat sendiri dicari agar manusia dapat memiliki tuntutan serta tidak tersesat dalam sebuah kebatilan. Karena dalam manusia sejatinya tujuan akhirnya yaitu akhirat, serta untuk bisa mendapatkan akhirat tentu perlu harus belajar dalam ilmu agama. Dari Abu Dzar radhiallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Wahai Abu Dzar, Sesungguhnya pada kepergianmu pagi hari untuk dapat mempelajari satu ayat dari kitab Allah itu lebih baik untuk mu dari pada kamu Shalat sebanyak seratus rakaat. Dan sesungguhnya dalam kepergianmu pada pagi hari untuk mempelajari satu bab dari sebuah ilmu, baik diamalkan maupun tidak, itu akan lebih baik untukmu daripada shalat seribu rakaat.” Tidak sedikit ayat dalam Al Qur’an serta hadis Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam yang mengutamakan wajibnya belajar. Bahkan dalam kedudukan orang yang sedang menuntut ilmu disamakan dengan orang yang sedang berjihad. Mengutip dalam buku Pendidikan Agama Islam PAI Kelas X, coba perhatikan dalam wahyu pertama yang telah diturunkan Allah Subhanahu wata’ala kepada Nabi Muhammad Salallahu alaihi wassalam yang artinya “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang telah menciptakan. Dia juga yang telah menciptakan antara manusia dari segumpal darah. Bacalah, seta Tuhanmulah Yang Mahamulia. Yang mengajarkan manusia dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya,” al-Alaq/961-5. Dalam ayat tersebut, ada sejumlah kata yang menguatkan perintah dalam belajar serta menuntut ilmu yaitu Bacalah’, Yang mengajar dengan pena’, serta Mengajarkan apa yang tidak diketahui’. Menuntut ilmu tidak akan dibatasi untuk para laki-laki saja, karena para wanita pun memiliki hak yang sama dalam menuntut ilmu. Seluruh gender, memiliki hak serta kewajiban karena sama-sama menjadi seorang khalifah maupun wakil Allah di muka bumi, sekaligus juga menjadi seorang hamba yang taat. Sebagai seorang khalifah, tentu manusia akan membutuhkan ilmu untuk bisa menegakkan syariat Allah Subhanahu wata’ala. Demikian juga untuk sebagai hamba, memerlukan sebuah ilmu yang memadai supaya bisa jadi hamba abid yang baik serta taat. Mustahil untuk menjadi khalifah tanpa sebuah ilmu pengetahuan yang cukup untuk bisa mengelola serta merekayasa kehidupan di bumi ini, maka dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Sebagai contoh, untuk shalat saja perlu dalam ilmu mencari kiblat, kemudian mencari waktu yang tepat kapan untuk menjalankan sholat lima waktu, juga ilmu dalam membangun masjid yang benar, serta membangun tempat wudhu yang baik, dan lainnya. Tak ada sebuah batasan pada tempat serta waktu dalam proses mencari ilmu, bahkan terdapat sebuah ungkapan Arab yang menyebutkan Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina’. Islam tentunya juga mengajarkan Menuntut ilmu itu dimulai sejak lahir hingga ke liang lahat’, maka belajarlah mulai kecil hingga akhir usia. Jangan merasa malu dalam belajar walaupun sudah berumur. Hukum dalam Menuntut Ilmu Ilmu seperti apa yang harus dan wajib dipelajari oleh warga umat Islam? Tentu bukan sebuah ilmu yang tidak bermanfaat untuk kehidupan dunia serta akhiratnya. Terdapat ilmu yang tidak wajib dipelajari, bahkan hukumnya haram serta berdosa bila dipelajari. Untuk sebuah ilmu yang bermanfaat, maka dalam mempelajarinya akan memberikan sebuah konsekuensi pahala. Berikut ini beberapa hukum menuntut ilmu-ilmu yang wajib seperti dilansir pada halaman Fardu kifayah Hukum fardhu kifayah ini berlaku pada ilmu yang perlu ada pada kalangan umat Islam, agar tidak hanya kaum di luar Islam yang dapat menguasai ilmu tersebut. Misalnya seperti ilmu kedokteran, ilmu falaq, perindustrian, ilmu bahasa, ilmu komunikasi, ilmu nuklir, ilmu komputer, serta lainnya. Fardu Ain Hukum ini akan berlaku bila ilmu yang dimaksud dilarang untuk ditinggalkan oleh para umat Islam pada segala situasi serta kondisi. Sebagai contohnya, ilmu agama Islam, ilmu dalam mengenal Allah Subhanahu wata’ala dengan seluruh sifat-Nya, serta ilmu tata cara beribadah, serta yang terkait pada kewajiban sebagai muslim. Adab menuntut ilmu dalam Islam Selain memiliki beberapa keutamaan dalam menuntut ilmu, dalam Islam juga diajarkan bagaimana adab seseorang saat menuntut ilmu agar ilmu yang sedang ia pelajari dapat membawa banyak berkah bagi kehidupan. Seperti kata Imam Malik pada kaum Qurais yaitu sebagai berikut Artinya “Pelajarilah ilmu adab sebelum mempelajari sebuah ilmu” Dalam pesan tersebut, dapat diketahui sangat penting saat mempelajari sebuah adabnya terlebih dahulu sebelum seseorang dapat dalam menuntut ilmu. Berikut ini merupakan adab-adab yang menuntut ilmu yang perlu kita ketahui Niat Lillahi ta’ala. Disaat kita hendak untuk menuntut sebuah ilmu, niat utama kita harus karena Allah. Seperti dalam firman Allah pada surah Al Bayyinah ayat 5 Artinya “Padahal untuk mereka tidak disuruh kecuali untuk menyembah Allah dengan cara memurnikan ketaatan kepada-Nya saat menjalankan agama yang lurus, serta supaya mereka mendirikan shalat juga menunaikan zakat; serta yang demikian itulah agama yang lurus.” Selalu berdoa pada saat menuntut ilmu. Seperti Nabi Muhammad yang sering kali berdoa dalam menuntut ilmu, sebagai berikut Artinya “Ya Allah, berikanlah manfaat atas apa yang Engkau ajarkan untukku, ajarilah aku dengan hal-hal yang bermanfaat untukku, serta tambahkanlah aku ilmu.” Bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Ketika dalam menuntut ilmu hendaknya kita bisa bersungguh-sungguh serta selalu antusias untuk bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Tuntutlah atas ilmu seolah-olah tidak pernah kenyang atas seluruh ilmu yang didapatkan, hendaknya kita selalu berkeinginan terus untuk bisa menambah ilmu kita. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Terdapat dua orang yang rakus yang tidak pernah kenyang yaitu untuk orang yang rakus atas ilmu serta tidak pernah puas atasnya serta orang yang rakus dengan dunia juga tidak pernah kenyang dengannya.” HR. Al-Baihaqi Menjauhi maksiat. Artinya Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Seorang hamba yang melakukan sebuah kesalahan, maka akan dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila ia meninggalkannya serta meminta ampun juga bertaubat, hatinya akan dibersihkan. Apabila kembali berbuat maksiat, maka akan ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. Hal tersebutlah yang diistilahkan dengan nama ar raan’ yang Allah sebutkan dalam firman-Nya yang artinya, Sekali-kali tidak, sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu akan menutupi hati mereka’.” Agar kita bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat serta penuh berkah, sehingga kita harus menjauhkan diri dari maksiat, karena maksiatlah yang akan membuat otak kita menjadi sulit untuk bisa berkonsentrasi sehingga ilmu yang kita tangkap ini akan sulit dipahami. Jangan sombong ketika menuntut ilmu. Bila ingin mendapatkan sebuah ilmu yang bermanfaat, sebaik nya kita perlu rendah hati. Jangan merasa sombong apabila kita sudah merasa cukup dengan semua ilmu yang sudah kita miliki, seperti yang dikatakan Imam Mujahid seperti dibawah ini Artinya “Dua orang yang tidak belajar ilmu, yaitu orang pemalu serta orang yang sombong” HR. Bukhari secara muallaq Memperhatikan guru ketika menuntut ilmu. Artinya “Dan ketika dibacakan Al Quran, maka simaklah baik-baik, serta perhatikanlah dengan tenang supaya kamu mendapat rahmat.” Menyimak dari ajaran guru maupun seseorang yang sedang mengajarkan ilmu kepada kita menjadi sebuah adab dalam menuntut ilmu. Jangan berbicara maupun melakukan hal lain yang tidak berhubungan sama sekali dengan alur pelajaran yang disampaikan ketika menuntut ilmu, maksudnya kita perlu fokus mendengarkan serta menyimak. Keutamaan Menuntut Ilmu Dalam Alquran sendiri, Allah SWT berfirman “Maka ketahuilah atas ilmu allah! Bahwasanya tidak ada AIlah tuhan yang berhak untuk disembah dengan baik kecuali Allah serta mohonlah ampunan terhadap seluruh dosa-dosamu …” QS Muhammad 19. Maka dari itu, ada beberapa banyak keutamaan menuntut ilmu bagi semua orang orang yang bersungguh-sungguh saat mengerjakannya. Karena dalam memiliki keutamaan yang amat besar serta mulia, di antaranya keutamaan menuntut ilmu adalah 1. Ilmu adalah warisan para Nabi Rasulullah SAW bersabda “Dan dalam sesungguhnya Nabi – Nabi tidak pernah mewariskan uang emas serta tidak pula uang perak, namun untuk mereka yang telah mewariskan ilmu ilmu syar’i barang siapa yang telah mengambil atas warisan tersebut maka sesungguhnya ia sudah mengambil pada bagian yang banyak.” HR Ahmad. Hal ini menunjukkan bahwa dalam keutamaan menuntut ilmu ini akan lebih tinggi daripada uang serta emas yang dalam sifat materi. Karena, ketika seseorang memiliki ilmu serta hingga mengajarkannya, maka dalam hal tersebut akan menjadi sebuah amal jariyah yang terus mengalir bahkan ketika orang tersebut sudah meninggal dunia. 2. Menuntut ilmu merupakan sebuah jalan menuju surga Surga merupakan hal idaman bagi setiap muslim. Bahkan, ia pun menjadi sebuah janji dari Allah SWT bagi banyak amalan shalih yang banyak dilakukan oleh umat Islam. Sehingga, ketika Allah SWT menjadikan ilmu tersebut sebagai jalan utama menuju jalan surga, maka hal ini menunjukkan akan besarnya keutamaan dalam menuntut ilmu. Hal tersebut juga sudah mendapatkan landasan syar’i, karena berdasarkan dalam sebuah hadis ketika Rasulullah SAW bersabda “… Barang siapa yang meniti sebuah jalan dalam rangka menuntut ilmu maka Allah juga akan memudahkan baginya untuk jalan menuju surga…” HR Ahmad. 3. Allah SWT Akan Meninggikan Derajat Terkait dalam keutamaan sebuah menuntut ilmu satu ini, dalam Alquran sendiri Allah SWT akan berfirman “Allah mengangkat orang-orang beriman di antara kalian serta orang-orang yang diberi ilmu sebanyak beberapa derajat.” Al-Mujadalah 11. Mengenai tafsiran atau arti dalam ayat ini, Imam Syaukani berkata “Dan makna ayat ini bahwasanya Allah akan mengangkat derajat orang yang beriman dari orang-orang yang tidak beriman, serta mengangkat beberapa derajat bagi orang-orang yang berilmu serta beriman dari orang-orang yang hanya dengan beriman. Maka barang siapa yang menggabungkan antara iman serta ilmu maka Allah akan mengangkatnya beberapa derajat atas imannya, lalu Allah mengangkat derajatnya atas seluruh ilmunya.” 4. Allah SWT Ingin Memberi Kebaikan Menjadi keutamaan menuntut ilmu selanjutnya, terkait hal ini dalam sebuah hadis Rasulullah SAW bersabda “Barang siapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan maka Allah akan menjadikannya paham akan agamanya.” HR Bukhari dan Muslim. Syaikh Abdul Aziz bin Baz menafsirkan “Mafhum makna tersirat dari hadits ini bahwasanya orang yang tidak memahami agamanya berarti orang itu termasuk orang yang tidak dikehendaki kebaikan oleh Allah dan kami mohon perlindungan kepada Allah dari hal yang seperti itu.” 5. Manfaat yang akan terus mengalir walaupun sudah meninggal Rasulullah SAW bersabda “Apabila anak serta cucu Adam meninggal dunia, maka akan terputuslah amalannya kecuali dengan tiga jalur shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat serta anak shalih yang senantiasa akan mendoakannya.” HR Bukhari dan Muslim. Siapa yang tidak ingin terus menerus untuk bisa mendapatkan pahala walaupun telah meninggal dunia. Hal tersebut akan didapatkan oleh orang yang telah bersungguh-sungguh saat menuntut ilmu. Karena, ilmu tersebut tidak hanya bermanfaat untuk dirinya, namun juga berpengaruh untuk orang lain. Keutamaan dalam ilmu ini sebaiknya bisa sebab untuk para setiap Muslim senantiasa bersemangat serta bersungguh-sungguh dalam perjalanan menuntut ilmu. Syaikh Az Zarnuji juga mengatakan, bahwa dalam antara hal yang penting pada menuntut ilmu yang perlu diperhatikan yaitu fil jiddi atau kesungguhannnya. Apabila sesuatu dilakukan dengan kesungguhan, maka Allah subhanahu wa ta’ala akan memberi keberhasilan di dalamnya. Selain kesungguhan al jiddu, yang juga perlu diiringi dengan sebuah sikap kesungguhan yang kemudian terus menerus al muwazobah serta komitmen al muzallimah atas menuntut ilmu. Tiga sikap tersebut harus terus ada dalam diri seorang pelajar serta berjalan beriringan, tidak dapat hanya menjalani salah satunya saja. Wajib untuk setiap pelajar, yang bersungguh-sungguh, terus menerus, serta komitmen, tidak berhenti jika tujuannya dalam menuntut ilmu dapat tercapai. Sebagaimana dalam firman Allah QS. Maryam 12 yang artinya, “Wahai Yahya, ambillah kitab itu dengan kuat”, serta dalam QS Al Ankabut 69 yang pada artinya, “Dan pada orang-orang berjuang, untuk bisa mencari keridhaan Kami, niscaya Kami akan tunjukkan mereka jalan-jalan menuju kita”. Diucapkan Az Zarnuji, barangsiapa yang sudah mencari sesuatu serta dilakukannya dengan sikap sungguh-sungguh, pasti mereka akan mendapatkannya. Serta barangsiapa yang mengetuk pintu secara terus menerus, pasti bisa masuk. Dikatakannya pula, bahwa dengan sesuai kesungguhannya, seseorang pasti akan bisa mendapatkan apa yang menjadi harapannya. Dalam makna kesungguhan ini, Az Zanurji menjelaskan dalam kesulitan yang dihadapi seseorang akan bisa selesai dalam kesungguhan, terutama ketika kesulitan yang sudah dihadapi saat proses belajar. Allah akan bisa memberikan pertolongan pada seseorang bila Allah menghendaki. Kesulitan bisa selesai dengan kesungguhan menjadi sebuah anugerah dari Allah subhanahu wa ta’ala serta dalam kekuasaan-Nya. Kesungguhan di dalam belajar serta memperdalam sebuah ilmu bukan hanya dari sebbuah pelajar semata namun dalam kesungguhan ini juga diperlukan kesungguhan dari tiga 3 orang, yakni pelajar murid, guru, serta orang tua. Apabila murid, guru, serta orang tua sungguh-sungguh, insya Allah hal tersebut akan berhasil, kesulitan menuntut ilmu, dalam belajar akan bisa selesai. Manusia yang diperintahkan Allah untuk belajar serta menuntut ilmu. Hanya saja memang kualitas terhadap akal manusia itu dengan kapasitas yang berbeda-beda. Kesungguhan inilah yang menjadi sebuah kunci. Dengan kesungguhan tersebut, sesuatu yang sulit itu akan dimudahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Rekomendasi Buku & Artikel Terkait ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
Dalammahfudzhot (kumpulan nasehat-nasehat Arab) yang cukup terkenal, dikisahkan bahwa Imam Syafi'i pernah mengadu kepada gurunya yang bernama Imam Waqi'. Imam Syafi'i menceritakan keadaan dirinya yang mengalami kesulitan dalam menghafal. Tentu saja kesulitan menghafal yang dialami oleh Imam Syafi'i tidak seperti kesulitan yang dialami oleh kebanyakan orang. Imam Syafi'i memiliki
Daftar Isi Adab dan Etika dalam Menuntut Ilmu 1. Memperbaiki Niat 2. Bersungguh-sungguh 3. Tawakal 4. Menjauhi Maksiat 5. Berdoa 6. Berprasangka Baik 7. Memperhatikan Materi 8. Jangan Ragu Bertanya 9. Hormati Gurumu 10. Mengamalkan Ilmu yang Dimiliki Makassar - Adab dan etika dalam menuntut ilmu penting agar ilmu yang diperoleh bermanfaat dan berkah. Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim sebagaimana sabda Rasulullah الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍArtinya "Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim," HR Ibnu Majah, dishahihkan Al Albani dalam Shahiih al-Jaami'ish Shaghiir No 3913. Dalam Buku Trick on Track Ibadah, Ilmu, muamalah oleh Enang Hidayat disebutkan bahwa ilmu yang wajib dituntut adalah ilmu yang berhubungan dengan aktivitas hamba dalam rangka beribadah kepada Allah niat dalam menuntut ilmu adalah untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT. Dalam menuntut ilmu adab dan etika sebaiknya diperhatikan agar ilmu yang diterima berkah dan beberapa adab dan etika yang wajib diperhatikan dalam menuntut Memperbaiki NiatDalam menuntut ilmu, seorang muslim sebaiknya berniat untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT. Sebab dengan ridha Allah maka ilmu akan mudah niat telah diingatkan Rasulullah SAW kepada para umatnya dalam hadits yang berbunyi,إنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إلَى مَا هَاجَرَ إلَيْهِArtinya "Sebuah perbuatan dinilai berdasarkan motivasinya niyyah, dan tiap orang mendapatkan apa yang diniatkan. Mereka yang hijrah karena Allah dan RasulNya maka Allah SWT dan RasulNya akan membalas orang tersebut, namun mereka yang hijrah karena hal yang bersifat duniawi atau wanita yang akan dinikahi maka dia akan mendapatkan hal tersebut." HR Bukhari dan Muslim.2. Bersungguh-sungguhSetelah berniat karena Allah SWT, seorang muslim harus bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Usaha terbaik ihsan akan memberikan hasil yang baik pula sesuai hadits Rasulullah SAWإِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذِّبْحَةَ وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ وَلْيُرِحْ ذَبِيحَتَهُArtinya "Sungguh Allah SWT telah menetapkan ihsan dalam segala hal. Jika kalian berperang maka lakukanlah yang terbaik. Jika sedang menyembelih hewan maka lakukan juga usaha terbaik. Salah satu dari kalian mengasah pisaunya, sedangkan yang lain menenangkan hewan yang akan disembelih." HR Tirmidzi.3. TawakalSetelah berusaha dengan sungguh-sungguh, seorang muslim sebaiknya tawakal. Syekh Shahhat bin Mahmud Ash Shawi mengatakan tawakal artinya percaya sepenuhnya kepada Allah yang ditetapkan Allah SWT atas usaha dalam mencari ilmu, seorang muslim sudah sepatutnya menerima hal itu dengan ikhlas. Sebab, semua yang dikehendaki Allah SWT pasti mengandung hikmah di Menjauhi MaksiatDalam menuntut ilmu, seorang muslim harus menjauhi perbuatan maksiat agar ilmu yang didapatkan bermanfaat dan berkah. Maksiat juga membuat seseorang sulit berkonsentrasi sehingga ilmu sulit أَبِى هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِى قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ وَهُوَ الرَّانُ الَّذِى ذَكَرَ اللَّهُ كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ »Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan. Apabila ia kembali berbuat maksiat, maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan "ar raan" yang Allah sebutkan dalam firman-Nya yang artinya, 'Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka'."5. BerdoaDalam mencari ilmu, seorang muslim sebaiknya selalu berdoa supaya terhindar dari rasa malas dan kesulitan dalam menuntut ilmu. Berikut doanyaاللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِArtinya "Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari kecemasan dan kesedihan, kelemahan dan kemalasan, sesat dan pengecut, beban hutang dan dari penguasaan manusia."Jika menemui kesulitan, doa ini bisa dibaca untuk memohon bantuan dari Allah SWTاللَّهُمَّ لاَ سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ سَهْلاً وَأَنْتَ تَجْعَلُ الحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلاًArtinya "Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali Kau buat mudah. Dan engkau menjadikan kesedihan kesulitan, jika Engkau kehendaki pasti akan menjadi mudah."6. Berprasangka BaikSeorang muslim diharapkan selalu berprasangka baik atas ketetapan Allah SWT. Meskipun hasil dan proses pembelajaran yang telah dilakukan tidak sesuai dengan yang أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَArtinya "Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." QS Al Baqarah 216.7. Memperhatikan MateriAgar mendapatkan ilmu dengan mudah, maka konsentrasi dengan memperhatikan guru saat menjelaskan. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah يَسۡتَمِعُونَ ٱلۡقَوۡلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحۡسَنَهُۥٓ أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ هَدَىٰهُمُ ٱللَّهُ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمۡ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَٰبِArtinya yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.Surah Az-Zumar Ayat 188. Jangan Ragu BertanyaBanyak bertanya seputar ilmu yang tidak dapat dipahami termasuk adab dalam mencari ilmu. Dalam Al Quran sendiri mengisyaratkan bahwa bertanya dianjurkan bagi yang tidak mengetahui saat menuntut berfirman dalam surat An Nahl ayat 43,فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَArtinya "maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui."9. Hormati GurumuSeorang muslim dalam menuntut ilmu harus bisa menghormati dan memuliakan guru. Mengerjakan perintah guru dan tidak mencelanya jika terjadi perbedaan Kitab Lababul Hadits dijelaskan bahwa seseorang yang memuliakan guru sama dengan memuliakan Allah النبي صلى الله عليه وسلم من أكرم عالما فقد أكرمني، ومن أكرمني فقد أكرم الله، ومن أكرم الله فمأواه الجنةArtinya Barang siapa memuliakan orang alim guru maka ia memuliakan aku. Dan barangsiapa memuliakan aku maka ia memuliakan Allah. Dan barangsiapa memuliakan Allah maka tempat kembalinya adalah surga.Kitab Lubabul Hadits.10. Mengamalkan Ilmu yang DimilikiSeorang muslim yang telah menuntut ilmu, dianjurkan untuk mengamalkannya. Sebab, jika tidak diamalkan maka Anda termasuk golongan orang-orang yang tersebut sebagaimana sabda Rasulullah SAW"Celakalah orang yang tidak berilmu, dan celaka pula orang yang berilmu namun tidak mengamalkannya," HR Abu Nu'im. Simak Video "Menikmati Pemandangan Kota dari Atas Bukit Galumpang" [GambasVideo 20detik] edr/hsr
Ilmuadalah kunci segala kebaikan dan pengetahuan. Ilmu merupakan sarana untuk menjalankan apa yang Allah perintahkan pada kita. Tak sempurna keimanan dan ta

Lokasi halaman Beranda nasehat Bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu dan rindu mendapatkannya By at 10/27/2017 Tidak layak penuntut ilmu bermalas-malasan, kita dengan izin Allah akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat bila bersungguh-sungguh. Penuntut ilmu harus selalu hadir, tepat waktu dan berusaha datang lebih awal, dan tidak boleh terlambat. Imam Syafi'i rohimahulloh berkata dlm sya'irnya ;أخي لن تنال العلم إلابستةسأنبيك عن تفصياببيانزكاء، وحرض، وجتهاد، وبلغة,وصحبة أستاز، وطولزمان. "Saudaraku, engkau tidak akan mendapatkan ilmu, melainkan dengan 6 perkara. Kukabarkan kepadamu rinciannya dgn jelas; Kecerdasan, kemauan keras, bersungguh-sungguh, bekal yg cukup. Bimbingan Ustadz, dan waktunya yg lama" Diwaan Imam as- Syafi'i hal 378 Sabda Rasulullah ﷺ, "Bersungguh-sungguh lah untuk mendapatkan apa yg bermanfaat bagimu dan mintalah pertolongan Alloh dlm segala urusanmu serta jangan sekali-kali engkau merasa lemah." HSR Muslim no 2664, Ahmad II/366,370 dari Abu Hurairah Ilmu tidak bisa diperoleh dengan santai dan berleha-leha Yahya bin Abi Katsir rohimahulloh berkata ; لايستطاع العلم براحةالجيم "Ilmu tidak akan diperoleh dgn tubuh yg dimanjakan dgn santai" Atsar Sahih riwayat Muslim dan Ibnu 'Abdil Barr dalam Jaami' Bayaanil 'Ilmi wal Fadhlihi I/385, no 555 Dan bersungguh-sungguh itu harus diiringin sifat Sabar dan memohon perlindungan dari kejelekannya. Sabda Rasulullah ﷺ, "Sesungguhnya ilmu itu diperoleh dengan sungguh-sungguh belajar, dan sikap sabar penyantun diperoleh dgn membiasakan diri untuk bersabar. Barangsiapa yg berusaha keras mencari kebaikan, maka ia akan memperoleh kebaikan, dan barangsiapa yang menjaga dirinya dari kejelekan kejahatan maka ia dilindungi Alloh dari kejelekan kejahatan." HR Ibnul Jauzi dalam al-'Ilal Mutanaahiyah I/85 no 93 dan Al Khatib dalam Tariikh Bagdaad VII/208 no 2793 Dijalankan oleh Syaikh al-Albani dlm Silsilah al-Ahaadiist as-Shahihah Dan janganlah berhenti dalam menuntut ilmu, merasa kenyang dgn ilmu, padahal ilmu Alloh itu banyak dan luas. Kita boleh rakus dalam masalah menuntut ilmu, tapi wajib menuntut ilmu yg shahih dan diamalkan. Sabda Rosululloh ﷺ, منهومان لايشبعان منهومفياد العلم لايشبع منه، ومنهوم في الدلايشبع منها "Dua orang yg rakus yg tidak pernah kenyang yaitu 1 orang yg rakus terhadap ilmu dan tidak pernah kenyang dengannya. Dan 2 orang yg rakus terhadap dunia dan tidak pernah kenyang dengannya." HR Al Baihaqi dlm al-Madkhal no 450, al-Hakim I/92 Wallohu'alam Intisari dari kitab Adab dan Ahlak Penuntut Ilmu karya ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas hafizhahullah abuhilal Baca Juga Info Penting langganan artikel menerima tulisan, informasi dan berita untuk di posting menerima kritik dan saran, WhatsApp ke +62 0895-0283-8327

Betapakuatnya tekad Iman Najmuddin Umar dalam menuntut ilmu. Betapa indah dan nikmatnya anugerah ilmu yang sudah dirasakannya sehingga beliau benar-benar rela meninggalkan keindahan dunia yang paling menggoda. "Orang-orang yang bersungguh-sungguh mengharap keridhaan Kami, maka akan Kami tunjukkan jalan kepada mereka" "Bersungguh
Menuntut ilmu itu sangat penting sejak zaman dulu hingga saat ini, dan dianjurkan untuk bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, serta disiplin dan berinteritas dalam menuntut ilmu adalah berusaha sekuat-kuatnya yaitu dengan segenap hati dan sepenuhnya dengan disiplin dan bertanggung jawab dalam menuntut ilmu tidak hanya sebatas kebaikan di dunia saja, namun juga untuk kelak di akhirat. Agar ilmu tersebut dapat bermanfa'at untuk dirinya juga untuk orang lain. Penuntut ilmu harus memiliki bekal sebagaimana perkataan Imam Asy-Syafi’i."lantanalul ilma illa bi sittatin; dzaka’in cerdas, wa hirshin semangat, wa ijtihadin sungguh-sungguh, wa bulghotin biaya, wa irsyadi ustadzin petunjuk guru, wa thulu zamanin panjangnya waktu."Perkataan sang imam tentang bekal dalam kesungguhan menuntut ilmu harus dimiliki betul oleh para penuntut ilmu, karena ilmu itu bagaikan cahaya. Seumpama cahaya lampu yang menyinari ruangan bahkan sampai sebesar cahaya matahari yang menyinari seluruh Bersungguh-sungguh Dalam Menuntut Ilmu itu Penting?Syaikh Az Zarnuji mengatakan, bahwa diantara hal yang penting dalam menuntut ilmu yang harus diperhatikan adalah fil jiddi kesungguhan.Jika sesuatu dilakukan dengan kesungguhan, maka Allah subhanhu wa ta’ala akan memberikan keberhasilan di dalamnya ilmu kesungguhan al jiddu, juga perlu diiringi dengan sikap kesungguhan yang terus menerus al muwazobah dan komitmen al muzallimah dalam menuntut sikap inilah yang harus ada di dalam para penuntut ilmu, Orang yang belajar. Kemudian berjalan beriringan, tidak dapat hanya salah satu Cara Dengan Bersungguh-sungguh Dalam Menuntut Ilmu?Menuntut ilmu yaitu dengan cara sungguh-sungguh, kontinuitas dan cita-cita luhur dengan kesungguhan لا بد من الجد والمواظبة والملازمة لطالب العلم، وإليه الإشارة فى القرآن بقوله تعالى يا يحيى خذ الكتاب بقوة. وقوله تعالى والذين جاهدوا فينا لنهدينهم سبلناSelain itu semua, pelajar juga harus bersungguh hati dalam belajar serta kontinu terus-terusan. Seperti itu pula di tunjukkan firman Allah “Dan Orang-orang yang mencari keridhaan Kami, niscaya Kami tunjukkan mereka kepada jalan-jalan Kami” Surat 29, Al-Ankabut 69.وقيل من طلب شيئا وجد وجد، ومن قرع الباب ولج ولج. وقيل بقدرما تتعنى تنال ما dikatakan pula “siapa sungguh-sungguh dalam mencari sesuatu pastilah ketemu” “Brangsiapa mengetuk pintu bertubi-tubi, pasti dapat memasuki”. ada dikatakan lagi “Sejauhmana usahamu, sekian pula tercapai cita-citamu”وقيل يحتاج فى التعلم والتفقه إلى جد ثلاثة المتعلم، والأستاذ، والأب، إن كان فى الأحياءAda dikatakan “Dalam mencapai kesuksesan mempelajari ilmu dan fiqh itu diperlukan kesungguhan tiga fihak. Yaitu guru, pelajar dan wali murid jika masih ada”.Wajib bagi setiap pelajar, bersungguh-sungguh, terus menerus, dan komitmen, tidak berhenti hingga tujuan dalam menuntut ilmu tercapai dan tidak boleh gampang menyerah dalam menuntut ada ruginya kita untuk menuntut ilmu, dengan adanya ilmu kita bisa dapat membantu manusia mencukupi kebutuhan dan mendapat kehidupan yang layak. Ilmu juga bisa memperkenalkan kita dengan Tuhan, memperbaiki akhlak, bisa mendapatkan konteks bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu ini menjelaskan bahwa kesulitan yang dihadapi seseorang akan dapat selesai dengan kesungguhan, terutama kesulitan yang dihadapi dalam proses akan memberikan pertolongan pada seseorang jika Allah menghendaki. Kesulitan dapat selesai dengan kesungguhan adalah menjadi anugerah Allah SWT dan berada dalam dalam belajar dan memperdalam ilmu bukan hanya dari pelajar semata namun kesungguhan ini juga dibutuhkan kesungguhan dari tiga 3 orang, yakni pelajar murid, guru, dan orang tua. Jika murid, guru, dan orang tua sungguh-sungguh, insya Allah itu akan berhasil dalam menuntut ilmu, dan akan dapat diperintahkan Allah untuk belajar dan terus belajar. Hanya saja memang kualitas akal manusia itu berbeda-beda. Nah, kesungguhan inilah yang menjadi kunci dari sesuatu yang sulit, insya Allah akan dimudahkan oleh Allah SWT. O7anjg.
  • 7grge6d9jr.pages.dev/239
  • 7grge6d9jr.pages.dev/50
  • 7grge6d9jr.pages.dev/85
  • 7grge6d9jr.pages.dev/364
  • 7grge6d9jr.pages.dev/399
  • 7grge6d9jr.pages.dev/181
  • 7grge6d9jr.pages.dev/396
  • 7grge6d9jr.pages.dev/64
  • 7grge6d9jr.pages.dev/272
  • bersungguh sungguh dalam menuntut ilmu